Peran Bank Dunia (World Bank) Bagi
Perkembangan Perekonomian Indonesia
Bank dunia adalah Lembaga Keuangan Internasional yang
memiliki perwakilan hampir di setiap negara khususnya negara-negara berkembang.
Berbicara mengenai Bank Dunia berarti akan menggambarkan sebuah lembaga
keuangan internasional yang memberikan pinjaman ke negara-negara berkembang
untuk program permodalan.
Bank Dunia telah banyak memberikan peranannya bagi situasi
dan kondisi perekonomian Indonesia. Bank Dunia mulai berperan sebagai lembaga
pemberi pinjaman bagi Indonesia pada saat awal masa pemerintahan Presiden
Soeharto, yaitu sekitar tahun 1968. Peranan bank dunia ini terlihat dari
kinerjanya dalam menjalankan tugas di Indonesia. Beberapa hal syang menjadi
tugas bank dunia untuk Indonesia pada saat itu antara lain yaitu memimpin Forum
CGI. Aggota CGI (Consultative Group meeting on Indonesia) adalah 33 negara dan
lembaga-lembaga donor yang dikoordinasikan oleh Bank Dunia. CGI membantu
pembangunan di Indonesia dengan cara memberikan pinjaman uang serta bantuan
teknik untuk menciptakan aturan-aturan pasar dan aktivitas ekonomi liberal.
Dalam hal ini, Bank Dunia bertugas menciptakan pasar yang kuat bagi kepentingan
negara-negara dan lembaga donor.
Tugas berikutnya Bank Dunia adalah menyediakan hutang dalam
jumlah besar, bekerjasama dengan Jepang dan ADB (Asian Development Bank).
sebelum memberikan pinjaman, Bank Dunia menjajaki Indonesia dengan memberikan
bantuan teknis untuk identifikasi kebijakan makroekonomi, kebijakan sektoral
yang diperlukan, dan kebutuhan pendanaan yang kritis.
Di masa-masa awal pemberian pinjaman. pinjaman yang
diberikan oleh Bank Dunia pada saat itu menggunakan skema IDA atau pinjaman
tanpa bunga, dengan jangka waktu pembayaran 35 tahun dengan masa tenggang 10
tahun.
Pada masa-masa awal tersebut, dana pinjaman dari Bank Dunia
digunakan untuk pembangunan di bidang pertanian, perhubungan, perindustrian,
tenaga listrik, dan pembangunan sosial. Pada tahun-tahun berikutnya, Indonesia
berhasil menunjukkan performa ekonomi yang memuaskan, dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen per tahun, jauh lebih besar dari rata-rata
pertumbuhan ekonomi negara peminjam yang lain. Oleh karena itu, sejak akhir
dekade 70-an Indonesia sudah mulai memperoleh pinjaman Bank Dunia yang
konvensional atau dengan menggunakan skema IBRD. Berbeda dari periode
sebelumnya, pada dekade 80-an, pinjaman uang Bank Dunia terlihat lebih terarah
pada masalah deregulasi sektor keuangan, selain masih tetap digunakan bagi
pengembangan sektor-sektor sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
Dana hutang yang diberikan kepada
Indonesia, antara lain dalam bentuk hutang proyek dan hutang dana segar. Hutang
proyek adalah hutang dalam bentuk fasilitas berbelanja barang dan jasa secara
kredit. Namun, sayangnya, hutang ini justru menjadi alat bagi Bank Dunia untuk
memasarkan barang dan jasa dari negara-negara pemegang saham utama, seperti
Amerika, Inggris, Jepang dan lainnya kepada Indonesia. Untuk hutang dana segar
bisa dicairkan bila Indonesia menerima Program Penyesuaian Struktural (SAP).
SAP mensyaratkan pemerintah untuk melakukan perubahan kebijakan yang bentuknya,
antara lain: swastanisasi (Privatisasi) BUMN dan lembaga-lembaga pendidikan,
deregulasi dan pembukaan peluang bagi investor asing untuk memasuki semua
sector, pengurangan subsidi kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti: beras, listrik,
pupuk dan rokok serta menaikkan tarif telepon dan pos ,menaikkan harga
bahan bakar (BBM)
Tugas Bank Dunia yang lain adalah mendorong pemerintah
Indonesia untuk melakukan privatisasi dan kebijakan yang memihak pada
perusahaan-perusahaan besar.
Sisi
Negatif Peran Bank Dunia di Indonesia
Setiap tindakan biasanya akan memiliki kosekuensi yang memiliki
dua sisi yang berlainan seperti baik-buruk, untung-rugi, positif-negatif dan
hasil-hasil lainnya. Begitu juga kosekuensi dari kerjasama yang dilakukan
Indonesia dengan Bank Dunia. Peranan yang diberikan bank dunia bagi Indonesia
dapat berdampak baik atau malah berdampak buruk dikemudian harinya. Dampak
negative dari peran bank dunia terlihat dari Besarnya jumlah hutang (yang terus
bertambah) membuat pemerintah juga harus terus mengalokasikan dana APBN untuk
membayar hutang dan bunganya.
Besarnya beban utang tidak saja menguras sumber-sumber
pendapatan negara, tetapi juga mengorbankan kepentingan rakyat berupa
pemotongan subsidi dan belanja daerah. oleh Karena itu, meski Bank Dunia
memiliki semboyan “working for a world
free of poverty”, namun meski telah lebih dari 60 tahun beroperasi di
Indonesia, angka kemiskinan masih tetap tinggi.
Kerugian
yang diderita Indonesia karena menerima pinjaman dari Bank Dunia dapat terjadi
di berbagai bidang, seperti di bidang ekonomi dan politik. Kerugian yang di sebabkan
world bank dalam bidang ekonomi yang terjadi di Indonesia salah satunya adalah
kehilangan hasil dari pengilangan minyak dan penambangan mineral (karena
diberikan untuk membayar hutang dan karena proses pengilangan dan penambangan
itu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan transnational partner Bank Dunia).
Kemudian jebakan hutang yang semakin membesar, karena mayoritas hutang
diberikan dengan konsesi pembebasan pajak bagi perusahaan-perusahaan AS dan
negara donor lainnya. Hutang yang diberikan akhirnya kembali dinikmati negara
donor karena Indonesia harus membayar biaya konsultasi kepada para pakar asing,
yang sebenarnya bisa dilakukan oleh para ahli Indonesia sendiri. Hutang juga
dipakai untuk membiayai penelitian-penelitian yang tidak bermanfaat bagi Indonesia
melalui kerjasama-kerjasama dengan lembaga penelitian dan
universitas-universitas. Bahkan, sebagian hutang dipakai untuk membangun
infrastuktur demi kepentingan perusahaan-perusahaan asing, seperti membangun
fasilitas pengeboran di ladang minyak Caltex atau Exxon Mobil. Pembangunan
infrastruktur itu dilakukan bukan di bawah kontrol pemerintah Indonesia, tetapi
langsung dilakukan oleh Caltex dan Exxon.
Sedangkan untuk kerugian dalam bidang politik terjadi karena
keterikatan pada hutang membuat pemerintah menjadi sangat bergantung kepada
Bank Dunia dan mempengaruhi keputusan-keputusan politik yang dibuat
pemerintah. Pemerintah harus berkali-kali membuat reformasi hukum yang sesuai
dengan kepentingan Bank Dunia.
Bank Dunia sebagai salah satu organ PBB mendapatkan mandat
untuk membantu meningkatkan kesejahteraan bangsa-bangsa. Namun Bank Dunia malah
memfokuskan operasinya pada penguatan pasar dan keuangan melalui ekspansi
ekonomi perusahaan multinasional, dan membiarkan Indonesia selalu berada dalam jeratan
hutang tak berkesudahan.
Dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa bank dunia memegang peranan
besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia baik dalam pembangunan maupun
pasang surut perekonomian nasional. Mulai dari pembangunan masa 1970-an hingga
di era reformasi yang menciptakan kebijakan-kebijakan baru, semuanya tidak
terlepas dari peran Bank Dunia.
Sumber :