Globalisasi
telah menjadikan dunia seakan-akan tanpa batas. Akses informasi dari satu
negara ke negara yang lainnya dapat dilakukan dalam hitungan menit bahkan
detik. Hal ini memungkinkan komunikasi yang intens diantara penduduk dunia.
Salah satu konsekuensi dari interaksi transnasional ini adalah diperlukannya
suatu standarnisasi atau aturan umum yang dapat dipakai/dipraktekkan di seluruh
dunia.
Akuntansi tidak terlepas dari efek
globalisasi. Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar
modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah
berjalan dengan baik pula karena laporan keuangan merupakan produk utama dalam
mekanisme pasar modal. Efektivitas dan ketepatan waktu dari informasi keuangan
yang transparan yang dapat dibandingkan dan relevan dibutuhkan oleh semua stakeholder
(pekerja, suppliers, customers, institusi penyedia kredit,
bahkan pemerintah). Para stakeholder ini bukan sekadar ingin
mengetahui informasi keuangan dari satu perusahaan saja, melainkan dari banyak
perusahaan dari seluruh belahan dunia untuk diperbandingkan satu dengan
lainnya.
Pertanyaannya, bagaimana kebutuhan
ini dapat terpenuhi jika perusahaan-perusahaan masih menggunakan bentuk dan
prinsip pelaporan keuangan yang berbeda-beda? International Accounting
Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial
Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi
berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi
penilaian profesional yang kuat , jelas dan transparan mengenai substansi
ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan
akuntansi terkait transaksi tersebut.
Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M Kurniawan mengatakan dengan mengadopsi IFRS,
Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus :
1.
Meningkatkan
kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
2.
Mengurangi
biaya SAK.
3.
Meningkatkan
kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4.
Meningkatkan
kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
5.
Meningkatkan
transparansi keuangan.
6.
Menurunkan
biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
7.
Meningkatkan
efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Meskipun penerapan IFRS dapat memberikan manfaat bagi iklim
investasi di Indonesia. Akan tetapi terdapat beberapa kendala dalam penerapan
IFRS di Indonesia, antara lain:
Dewan standar akuntansi yang kurang sumberdaya.
IFRS berganti terlalu cepat sehingga
ketika masih dalam proses adopsi satu standar IFRS dilakukan, pihak IASB sudah
dalam proses mengganti IFRS tersebut.
-
Kendala bahasa, karena stiap standar
IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan seringkali ini tidaklah
mudah.
-
Infrastruktur profesi akuntansi yang
belum siap.
-
Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan
pendidik untuk berganti acuan ke IFRS.
-
Support pemerintah terhadap konvergensi.
Memang butuh banyak proses untuk
menerapkan standar akuntansi yang digunakan secara global. Pengkonvergensian standar akuntansi
Indonesia dengan IFRS memiliki manfaat bagi iklim investasi di Indonesia dengan
tingkat komparabilitas yang lebih tinggi dan pengungkapan informasi keuangan
yang lebih besar. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat beberapa
kendala yang dapat menghalangi pelaksanaan konvergensi IFRS di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar