main |
sidebar
Diposting oleh
ikaismarino
di
05.32
Saat
ini, Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah menjadi salah satu kebutuhan utama
masyarakat dunia termasuk Indonesia. Kegiatan perekonomian yang terjadi
membutuhkan BBM sebagai salah satu faktor pendukungnya,
Dengan
mekanisme subsidi yang dianut Pemerintah Indonesia, kenaikan harga BBM akan
menghabiskan APBN jika tidak diambil langkah preventif seperti langkah
intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi energi. Diversifikasi energi
menjadi solusi yang menarik karena Indonesia memiliki potensi cadangan sumber
energi selain BBM yang cukup besar yaitu potensi penggunaan gas alam.
Sudah
sejak lama mekanisme subsidi BBM di negeri ini mendapat kritikan dari Bank
Dunia. Umumnya, subsidi untuk keperluan konsumsi tidak menuntut penerimanya
memiliki “modal”. Di Indonesia, perlu modal kendaraan bermotor untuk
mendapatkan subsidi BBM. Di berbagai negara lain, subsidi diberikan dalam
bentuk harga angkutan umum yang murah.
Subsidi
BBM merupakan bagian yang sangat besar dalam APBN. Karena itu keinginan
memiliki kendaraan pribadi sebenarnya rasional, seiring fasilitas berupa
subsidi BBM. Tidak memiliki kendaraan bermotor berarti tidak mendapatkan
subsidi BBM secara optimal. Mungkin ada saja fasilitas yang mereka terima,
misalnya dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT), tetapi BLT hanya akan
diterima untuk sementara waktu. Secara umum, kita memang belum punya gambaran
lengkap dan jangka panjang dari tingkat kesejahteraan seperti apa yang hendak
dituju.
Daripada
menaikkan harga BBM yang berisiko sebaiknya pemerintah mencabut subsidi BBM
secara menyeluruh. Bagaimana mungkin masyarakat Indonesia yang kebanyakan
miskin ini menikmati subsidi BBM, sementara mayoritas pengguna BBM adalah
masyarakat menengah keatas dan perusahaan atau industri besar, dan penikmat
sejatinya adalah pejabat itu sendiri.
Jadi
untuk saya pribadi lebih setuju apabila subsidi BBM dicabut karena aspek yang
menguntungkan jika pemerintah mencabut subsidi BBM saat ini adalah pertama,
masyarakat bisa belajar hidup secara lebih realistis. Kedua, dengan dicabutnya
subsidi BBM, secara otomatis APBN kita akan surplus dan otomatis penghematan
tercapai secara signifikan dalam rentang waktu relatif panjang.
0 komentar:
Posting Komentar