Jumat, 16 November 2012

Kelas Menengah Jakarta Sasaran Empuk Pasar Apartemen




Liputan6.com, Jakarta: Permintaan apartemen di Jakarta terus meningkat. Penjualan apartemen di Jakarta laku hingga 95,72% dengan pangsa pasar yang didominasi oleh kelas menengah.

Data perkembangan properti komersial triwulan III-2012 yang dirilis Bank Indonesia menunjukkan kelas menengah tidak terpengaruh dengan aturan Loan to Deposit Value (LTV) yang diterapkan BI. Kenaikan uang muka untuk beli apartemen masih bisa dipenuhi kelas menengah.

"LTV tidak mempengaruhi minat konsumen untuk membeli apartemen, konsumen kelas menengah menikmati fasilitas cicilan pembayaran hingga 5 tahun serta menikmati diskon 25-30% jika membeli tunai," kata BI seperti dikutip Selasa (13/11/2012).

Rendahnya tingkat suku bunga bank juga menjadi faktor utama yang mendorong penjualan apartemen jual atau kondominium.

Pasokan apartemen di triwulan III-2012 untuk wilayah Jakarta juga meningkat dengan selesainya pembangunan Tamansari Semanggi sebanyak 400 unit dan Grand Emerald Apartment sebanyak 600 unit.

Dengan selesainya 2 apartemen baru itu, maka pasokan suplai pada triwulan III-2012 meningkat 1,2% menjadi 83.683 unit. Distribusi apartemen itu berada di Jakarta Selatan (27%), CBD 20%, serta yang terkecil di Jakarta Timur 4%.

Harga apartemen jual (kondominium) pada triwulan III-2012 rata-rata Rp 17,1 juta/m2 yang naik 6,2% dibanding triwulan sebelumnya atau naik 39,65% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan harga apartemen itu disebabkan oleh beberapa faktor seperti perubahan gaya hidup warga, penyelesaian beberapa proyek infrastruktur seperti jalan tol, serta pesatnya permintaan dan keterbatasan lahan.


Sumber : liputan6.com - 13/11/2012 10:53


Analisis :
Perubahan gaya hidup membuat penjualan apartemen semakin diminati. Apartemen identik dengan hunian eksklusif untuk kalangan terbatas, bukan berfungsi mengendalikan penyebaran penduduk, mengefisienkan mobilitas, mengurangi kemacetan, dan pemborosan energi, meminimalisir degradasi kualitas lingkungan hidup, dan seterusnya. Di Indonesia, banyak kalangan berusia produktif yang mobilitasnya masih tinggi dan tidak punya waktu mengurus rumah, justru tinggal di pinggir kota sehingga tidak efisien. Padahal, penghasilan mereka masih bertumbuh. Sementara kalangan mapan dan berpenghasilan besar tinggal di dalam kota. Tidak ada kebijakan atau insentif pemerintah untuk membalikkan keadaan itu. Pengembangan apartemen diserahkan begitu saja ke mekanisme pasar. Pembangunan apartemen memiliki dampak positif maupun negatif. Apartemen dapat digunakan sebagai salah satu alternatif hunian terutama di jaman sekarang ketika semakin terbatasnya lahan untuk tempat tinggal.  Tapi sayangnya, masih terdapat beberapa hal yang menyalahi aturan. Masih ada saja pembangunan apartemen yang tidak memperhatikan tata lingkungan. Untuk itu, perlu ada kebijakan tegas dari pemerintah.

0 komentar:

Posting Komentar